Senin 30-07-2018 adalah sebuah tanggal
kemerdekaan gue, yang sebenarnya sama sekali nggak perlu di inget ataupun di
peringati. karena gue bukan baru merdeka dari sebuah penjajahan, tetapi
gue baru merdeka dari tugas-tugas kuliah yang menumpuk dan sebenarnya
disebabkan oleh kemalasan diri gue sendiri hahaha. begitulah awal liburan gue
jika di jelaskan dengan bahasa yang LEBAY, sederhananya liburan gue sudah di
mulai. yeeeey finally gue bisa bebas ngejalanin aktivitas yang pengen gue lakuin, dimana gue udah bebas dari kuliah dan tugas-tugas jahanam.....seenggaknya untuk
sementara ini T.T
Mengawali
liburan dengan sebuah perjalanan pulang dari Kota Malang menuju Banyuwangi. Siangnya
gue mulai ngontak temen2 dan nanyain ke mereka apakah bisa nganter gue ke
Stasiun. beberapa temen bilang kalo mereka nggabisa nganter karena ada
kesibukan, jadwal SP (Semester Pendek) dan juga kesibukan yang lainnya, dan 1
orang terahir yang gue hubungi, yaitu Teguh dia bilang bisa nganter, hahaha
thanks mbah udah
mau nganterin. Gue di anterin sama si teguh nyampe di Stasiun Malang.
setelah
itu kami pun berjabat tangan, gue pun pamit pulang ke dia. gua masuk ke dalem
stasiun trus Check-in dan nunggu kereta dateng. sambil nunggu, gue duduk di
sebuah tangga berwarna hitam dan kuning yang
biasanya digunakan para penumpang saat mulai memasuki kereta. ditempat itu
juga gue bertemu dengan seorang yang kelihatannya seumuran, dia berjalan menuju
ke arah gue dan bertanya, "kalau nunggu kereta jalur tiga disini a
mas?", "iya mas" jawab gue,lalu dia duduk di sebelah.
Selama
nunggu kereta, kami sempat ngobrol – ngobrol sebentar, saling menanyakan kemana
tujuan masing-masing, dan ternyata tujuan kami sama, yaitu stasiun Kalisetail.
Kami juga sempat berkenalan , ternayata dia namanya Vegas, waktu itu gua sempet
salah denger dan ngira kalo namanya vega, karna dia sadar gua nyebutin namanya
dengan salah, dia pun mengulangi perkataannya dan menyebutkan namanya, “Vegas,
nggak ngerti bapakku genden ancen nggae jeneng” , “oh Vegas, kirain vega, yo
mbois lah jenengmu iku hahaha” jawab gue mantab. Dari beberapa menit obrolan
kami, gue jadi tau, ternyata dia mahasiswa Unmer jurusan Hukum, dia seharusnya
juga berada pada semester yang sama dengan gue, tetapi dia harus mengulang
perkuliahannya dan sekarang dia masih semester 2 karna dia pindah kampus, dia
pernah kuliah di Bali dan juga di Untag Banyuwangi. Nggak begitu lama setelah obrolan
kami kereta pun datang, dan kami pun memasuki gerbong masing – masing.
Gue
masuk kedalam gerbong nomor 3 dan mulai mencari tempat duduk dengan nomor 4D,
setelah nemuin tempat duduk dengan nomor yang sesui, gue mulai meletakkan
barang di tempat yang disediakan yang terletak diatas tempat duduk, lalu duduk dengan
menyandarkan punggung di sandaran kursinya dan memejamkan mata. Saat mata
terpejam, gue mendengar sebuah percakapan dari tempat duduk di seberang,
percakapan antara dua cewek yang sedang berkenalan satu sama lain. Mereka
masing – masing dari Bali dan Jember dan juga Dari percakapan mereka gue tau
mereka masing-masing dari kampus UB dan UMM, begitulah yang gue denger dari
percakapan mereka. Gue membuka mata dan mengarahkan pandangan kearah mereka,
terlihat dua cewek tambun yang sedang mengobrol menceritakan diri mereka
masing-masing, mulai dari kampus mereka , kakak tingkat songong yang suka
ngelabrak, cara kakak tingkat modusin maba yang bening-bening, pergi ke bioskop
sendirian dan banyak lagi percakapan random mereka di dalam kereta waktu itu.
Ini yang paling gue inget :
Cewek
A : “kuliah dimana mbak ?”.
Cewek
B : “di UB, Universiatas Brawijaya”.
Cewek
A : “UB ? itu dimana mbak? aku nggak tau”.
cewek
B : “di daerah .... , kampusnya emang kecil kok hehehe”.
Percakapan
mereka terdengar cukup aneh menurut gue. Pertama, si A nggak tau kampus UB.
menurut gue ini cukup aneh, gimana bisa orang yang dateng ke Malang udah cukup
lama dan nggak tau UB. dimana UB adalah salah satu kampus negeri besar di
Malang. What ???? dan yang membuat gue ketawa yaitu jawaban si B “di daerah
.... kampusnya emang kecil kok hehehe” kampusnya emang kecil kok???, kampus
segede gitu dibilang kecil ??? gimana dengan kampus gue MBAK ??? T.T ketawa dan
menangis dalam batin :’v, setelah itu gue jadi mikir :
If
(UB = kecil){
kampusGue
= Micro;
print(kampusGue);
}
Jawabannya
kampus gue adalah kampus Micro,
bukan kecil lagi. dimana jika seseorang ingin melihat benda-benda berukuran mikro,
harus menggunakan Mikroskop sebagai alat pembesar, dan setelah itu benda mikro
tersebut akan dapat dilihat. Pemikiran ini akan menjawab keresahan gue yang udah
lama yaitu “kenapa orang–orang banyak yang nggak tau dimana kampus gue berada?”
kenapa ? ya karena orang–orang harus menggunakan Mikroskop dulu baru kampus gue
bisa keliatan. Gila nggak tuhh .... gue tau, setelah kalian baca ini, kalian bakalan
langsung ngomong “PEMIKIRAN IDIOT MACAM APA INI???”
Setelah
percakapan itu, datanglah seorang mas-mas yang juga duduk di kursi yang sama
dengan mbak-mbak yang tadi. Singkat cerita personil ngobrol mereka bertambah
menjadi 3 orang. Gue menamai mereka dengan nama GCT (Group Chat on The Train) haha keren nggak tuh ?, Enggak ?, ok
kalo ada yang salah dari bahasa inggris tersebut, salahin aja Google, karena
gue bikin kalimat tersebut menggunakan google agar terdengar keren!!!
Percakapan
mereka menjadi semakin random setelah kedatangan mas-mas itu. Entah apa yang
membuat mereka cepat akrab dan kompak membawakan cerita masing-masing, sehingga
komunikasi mereka menjadi sangat aktiv. Mas-mas itu mulai menceritakan tentang
dirinya yang rajin dan capaian prestasi yang sudah diraihnya, di bilang PHP
sama gebetan-gebetanya. Dan dia juga bercerita, katanya adeknya lebih seneng
kalo dia nggak pulang pas liburan, dan dia menjelaskan alasannya karenan orang
tuanya lebih sayang ke mas-mas itu karena banyak prestasi akademik yang udah
diraihnya. Sedangkan adeknya lebih seneng bidang olahraga dibanding akademiknya
dan katanya adeknya juga bakalan ikut paskibraka untuk Agustus ini.
Topik
pembicaraan beralih menjadi pencarian kosan pink. Nah kali ini yang punya topik
yaitu si cewek A tadi. Dia bercerita ingin mencari kosan berwarna pink,
walaupun sebenernya dia udah dapet kosan, dia masih mau nyari kosan yang warnanya
pink apapun yang terjadi. Dia rela ninggalin kosan yang udah dibayar satu tahun
jika ketemu sama kosan yang warnanya pink. Gue nggatau dia itu sebenernya
maniak warna pink atau gimana, tetapi gue tetep dengerin percakapan mereka
setelah itu gue mendengar mas-mas itu mulai ngasih saran ke cewek A tersebut :
Masmas
: “kenapa kosannya nggak di cat warna pink sendiri aja ?”
Cewek
A: “enggak mas eman, entar juga di tinggal yang enak yang punya lah”
Wait , dia lebih milih rugi???mari kita hitung biaya kosan cewek, anggap aja 400rb perbulan dan sisa 2 bulan
ngekos, 400x2 = 800, Total biaya kosan 800. Di banding cat tembok yang mungkin
harganya sekitar 120rb an tentu akan sangat rugi, dan dia sempat bercerita kalo
dia adalah mahasiswi jurusan Akuntansi di kampusnya. Dari sini gue belajar jika
kita terlalu fokus dengan perasaan (seneng/benci) maka kita bakalan lupa sama
yang namanya itung-itungan bukan lupa sih, tapi emang bodoamat , walaupun itu pada mahasiswi akuntansi sekalipun.
Dalam kasusnya, si mbak2 A ini
perasaannya terlalu seneng. Dalam kasus gue, gue eneg banget sama yang namanya
matematika dan cukup mempelajari begitua, kecuali perlu. Entah kenapa waktu gue mulai ngerjain soal
mate-matika otak gue tiba2 berubah seolah-olah menjadi koral dan tidak bisa
diajak untuk berfikir keras ... ah sial rasanya T.T sungguh ini pemikiran gue yang sangat masuk akal yang tidak masuk akal dan sebenernya kaga nyambung.
Ok sekian dulu cerita gue, jika
kalian ingin bercerita atau menyuarakan isi hati, kalian bisa menggunakan kolom
komentar dibawah ini dan mengeluarkan semua perasaan di sana hmmmhmmmhmm. button share juga masih berfungsi jika kalian pingin berbagi ke temen-temen kalian ya...
Catatan : usahain tidak ngomong kotor :'v
0 komentar